- Hikmah Turunnya Al-Quran secara bertahap.
Banyak sekali hikmah dari turunnya Al-Qur’an secara bertahap.
Disini akan disampaikan yang terpenting saja :
1. Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW mendapatkan tantangan dan perlawanan yang luar biasa
dari manusia‐manusia yang jahil dan pembangkang, tak jarang Rasul SAW
mendapat perlakuan yang sangat kasar, melukai hati dan bahkan fisik.
Padahal Rasulullah SAW berhati tulus menghendaki kebaikan atas diri
mereka.
Pada titik tertentu Rasulullah SAW membutuhkan hiburan, kekuatan dan
semangat untuk tetap dijalan dakwah walaupun betapa sulitnya keadaan
yang beliau hadapi. Pada moment‐moment ini Quran turun dengan ayat‐ayat
yang menyejukkan hati Rasul SAW, menenangkan, memompa semangat.
Dapat disimak contoh ayat yang dimaksud
Alloh SWT berfirman ; “Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya
apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih
hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi
orang‐orang yang zalim itu mengingkari ayatayat Allah. dan Sesungguhnya telah didustakan (pula) Rasul‐rasul
sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan
penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai dating pertolongan
Allah kepada mereka. tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat‐kalimat (janji-janji) Allah. dan Sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita Rasul‐rasul itu.” (QS Al‐Anám;33‐34)
Masih banyak ayat‐ayat yang berfungsi untuk menghibur, menguatkan dan
meneguhkan hati Rasul SAW dengan mengancam mereka yang membangkang atau
menjanjikan kemenangan dan memberitahu bahwa kemenangan itu sudah dekat
dsb.
2. Sebagai Tantangan dan Mukzizat.
Orang‐orang musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan
kesombongan hingga melampaui batas. Mereka sering mengajukan
pertanyaan‐pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menantang, untuk
menguji kenabian Rasulullah. Mereka juga sering menyampaikan kepadanya
hal-hal batil yang tak masuk akal, seperti menanyakan tentang hari
kiamat: Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat. (al‐A’raf [7]:187),
dan minta disegerakannya azab: Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu
disegerakan. (al‐Hajj [22]:47). Maka turunlah Qur’an dengan ayat yang
menjelaskan kepada mereka segi kebenaran dan memberikan jawaban yang
amat jelas atas pertanyaan mereka, misalnya firman Allah: “Dan tidaklah orang‐orang
kafir itu datang kepadamu dengan membawa sesuatu yang ganjil, melainkan
Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik
penjelasannya. ” (QS Al‐Furqan :33).
Maksud ayat tersebut ialah “Setiap mereka datang kepadamu dengan
pertanyaan yang aneh‐aneh dari sekian pertanyaan yang sia‐sia, Kami
datangkan kepadamu jawaban yang benar dan sesuatu yang lebih baik
maknanya daripada pertanyaan‐pertanyaan yang hanya merupakan contoh
kesiasiaan saja.” Di saat mereka keheranan terhadap turunnya Qur’an
secara ber‐angsur‐angsur, maka Allah menjelaskan kepada mereka kebenaran
hal itu; sebab tantangan kepada mereka dengan Qur’an yang diturunkan
secara berangsur sedang mereka tidak sanggup untuk membuat yang serupa
dengannya, akan lebih memperlihatkan kemukjizatannya dan lebih efektif
pembuktiannya daripada kalau Qur’an diturunkan sekaligus lalu mereka
diminta membuat yang serupa dengannya itu. Oleh sebab itu, ayat di atas
datang sesudah pertanyaan mereka, Mengapa Qur’an itu tidak diturunkan
kepadanya sekali turun saja? Maksudnya ialah: Setiap mereka datang
kepadamu dengan membawa sesuatu yang ganjil yang mereka minta seperti
turunnya Qur’an sekaligus, Kami berikan kepadamu apa yang menurut
kebijaksanaan Kami membenarkanmu dan apa yang lebih jelas maknanya dalam
melemahkan mereka, yaitu dengan turunnya Qur’an secara
berangsur‐angsur.
3. Mempermudah Hafalan dan pemahamannya.
Al-Quran turun dimasyarakat yang kebanyakan buta huruf, Dengan
turunnya secara bertahap ini memudahkan mereka untuk menghapal. Dan
sesuatu pelajaran jelas akan lebih mudah dipahami secara menyeluruh
apabila diberikan sedikit demi sedikit. Maka turunnya Quran secara
bertahap dan berangsur‐angsur ini sangat membantu Nabi dan para sahabat
dalam proses penghapalan dan pemahamannya.
4. Kesesuaian dengan peristiwa dan pentahapan dalam penetapan hukum.
Manusia tidak akan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama yang baru
ini seandainya Qur’an tidak menghadapi mereka dengan cara yang bijaksana
dan memberikan kepada mereka beberapa obat penawar yang ampuh yang
dapat menyembuhkan mereka dari kerusakan dan kerendahan martabat. Setiap
kali terjadi suatu peristiwa di antara mereka, maka turunlah hukum
mengenai peristiwa itu yang memberikan kejelasan statusnya dan petunjuk
serta meletakkan dasar‐dasar perundang‐undangan bagi mereka, sesuai
dengan situasi dan kondisi, satu demi satu. Dan cara demikian ini
menjadi obat bagi hati mereka.
Pada mulanya, Qur’an meletakkan dasar‐dasar keimanan kepada Allah,
malaikat‐malaikat‐Nya, kitab‐kitab‐Nya, rasul‐rasul‐Nya dan hari kiamat
serta apa yang ada pada hari kiamat itu seperti kebangkitan, hisab,
balasan, surga dan neraka. Untuk itu, Qur’an menegakkan bukti‐bukti dan
alas an sehingga kepercayaan kepada berhala tercabut dari jiwa
orang‐orang musyrik dan tumbuh sebagai gantinya akidah Islam.
Setelah itu Qur’an mengajarkan akhlak mulia yang dapat membersihkan
jiwa dan meluruskan kebengkokannya dan mencegah perbuatan yang keji dan
mungkar, sehingga dapat terkikir habis akar kejahatan dan keburukan. la
menjelaskan kaidah‐kaidah halal dan haram yang menjadi dasar agama dan
menancapkan tiang‐tiangnya dalam hal makanan, minuman, harta benda,
kehormatan dan nyawa. Kemudian penetapan hukum bagi umat ini meningkat
kepada penanganan penyakit‐penyakit social yang sudah mendarah daging
dalam jiwa mereka sesudah digariskan kepada mereka kewajiban-kewajiban
agama dan rukun‐rukun Islam yang menjadikan hati mereka penuh dengan
iman, ikhlas kepada Allah dan hanya menyembah kepada‐Nya serta tidak
mempersekutukan‐Nya. Dengan turun secara bertahap dan berangsur‐angsur
seperti ini proses pembentukan masyarakat muslim dapat lebih mudah
terealisir.
5. Sebagai bukti yang kuat bahwa Alquran diturunkan dari sisi yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.
Al-Qur’an yang turun secara berangsur‐angsur kepada Rasulullah s.a.w.
dalam waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, ayatnya atau ayat‐ayatnya turun
dalam selang waktu tertentu, dan selama itu orang membacanya dan
mengkajinya surah demi surah. Ketika itu ia melihat rangkaiannya begitu
padat, tersusun cermat sekali dengan makna yang saling bertaut, dengan
gaya yang begitu kuat, serta ayat demi ayat dan surah demi surah saling
terjalin bagaikan untaian mutiara yang indah yang belum pernah ada
bandingannya dalam perkataan manusia:
“Inilah suatu kitab yang ayat‐ayatnya disusun dengan rapi serta dijetaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah Yang Mahabijaksana dan Mahatahu.” (QS Hud : 1).
Seandainya Qur’an ini perkataan manusia yang disampaikan dalam
berbagai situasi, peristiwa dan kejadian, tentulah di dalamnya terjadi
ketidakserasian dan saling bertentangan satu dengan yang lain, serta
sulit terjadi keseimbangan. Ini adalah bukti terkuat bahwa Al-Quran
adalah Kalam Allah.
0 komentar:
Posting Komentar